Kenapa Cemburu?

Sebenernya ini late post. Baru sadar banget kalau belum kelar, hahaha. Beginilah emak-emak kalau anak udah nangis, lupa dunia, cieh.

******

Cinta dan cemburu memang hal yang berkaitan erat. Tidak mungkin seseorang mencintai kecuali dia akan merasakan cemburu. Itu pasti, mutlak tidak bisa ditawar karena bukan pasar tradisional. Jadi kalau ada orang yang ngakunya cinta tapi tidak cemburu. Coba ubek-ubek hatinya, beneran cinta apa cuma pencitraan doang.

Cemburu dan Percaya Hal yang Berbeda

Ada yang bilang kalau cemburuan berarti tidak percaya pada pasangan. Jujur aja, saya bukan tidak percaya suami. Saya tahu sebelum menikah suami sudah menjaga diri dari interaksi dengan wanita. Apalagi sekarang sudah menikah dengan istri yang cantik dan bisa meluapkan hasrat pada tempat yang halal, insyaAllah suami lebih mudah untuk jaga pandangan.

Tapi bukan itu yang saya khawatirkan. Ada kalanya meski pasangan tidak macam-macam ada orang lain yang mengusik ketenangan. Misalnya tiba-tiba temen ngasih partner kerja wanita untuk suami. Padahal udah dibilangin harus laki. (Ini sih namanya ngajakin ribut. Dan ya ini bukan salah suami tapi salah si itu.)

Di case yang bikin saya cemburu kali ini belum ada interaksi sama sekali tapi itu udah bikin baper sampai bercucuran air mata. Jadi cemburu itu bukan berarti tidak percaya pasangan. Apalagi sekarang musim pelakor (perasaan musim rambutan deh) . Tapi karena cinta, khawatir akan sesuatu yang susah sekali untuk dimengerti oleh jomblo yang tidak pernah jatuh cinta.

Sama-sama Pencemburu

Saya dan suami memang sama-sama memiliki tingkat kecemburuan tinggi. Bedanya suami jarang cemburu karena circle pertemanan saya bebas dari laki-laki. Kalau pun ada laki-laki bukan teman tapi sekedar klien yang cuma sebatas kirim brief atau gontok-gontokan masalah rate setelah itu tinggal nunggu invoice dibayar *eh. Email saya juga tersinkronisasi dengan ponsel suami. Jadi tahu sendiri lah itu email isi apa aja.

Sedangkan suami, circle pertemanannya masih ada beberapa perempuan, meski hampir tidak pernah ada interaksi. Tapi jujur aja selama menikah suami belum pernah punya partner kerja wanita. Jadi selama ini selalu aman, jarang cemburu. Kecuali beberapa minggu ini ada yang sempet bikin sebel banget.

Dengan kondisi yang seperti ini saya memang jadi terlihat lebih cemburuan ketimbang suami. Faktanya, suami kalau cemburu lebih susah disembuhin dan lebih nyebelin. Tapi karena kami sama-sama nyebelin kalau lagi cemburu ya saya woles. Seperti berkaca gitulah. Sayangnya bisa dihitung pakai satu jari kapan suami cemburu. Jadi sangat jarang selama lima tahun kami menikah ini. Itulah mengapa saya jadi kelihatan lebih posesif dan nyebelin.

 

Cemburu Tanda Cinta

Suami selalu bilang, seseorang yang mencintai sesuatu pasti dia akan cemburu. Jadi kalau ada yang bilang tidak cemburu lihat pasangan begini begitu dengan lawan jenis, ya entahlah. Lucunya ada beberapa orang yang dengan bangganya bilang, kalau dia tidak cemburu meski pasangannya begini dan begitu. Lucu saja sih, seolah mau bilang, “Gue gak peduli dia, cih, mau ngapain juga sono.”

Bukan Hanya Jaga Hati Pasangan

Kata-kata yang paling mudah dipahami orang ketika harus memegang prinsip untuk menghindari ikhtilat (campur baur laki-laki dan wanita) ya “ingin menjaga hati pasangan”. Itu cukup singkat dan mudah dipahami. Padahal sih dalam Islam, ikhtilat itu hal yang tidak disukai. Kalau tidak urgent ya jangan sampai ikhtilat. Sayangnya ikhtilat itu sudah jadi hal lumrah, sangat biasa sekali. Bahkan ketika ada teman yang tahu saya menolak berteman di sosmed dengan pria, orang itu merasa saya aneh dan berlebihan. Ya terserah sih itu prinsip saya.

Karena bagi saya dan suami berpegang teguh pada prinsip itu mutlak. Kalau orang lain tidak cocok ya kami tinggalkan. Toh selama ini kami bekerja, klien selalu memahami dan menghargai prinsip kami. Pernah sih ada yang ngotot, tapi hanya segelintir saja.

 

Cemburuilah Pasanganmu

Ini bukan provkasi, haha. Tapi dalam Islam, mencemburui pasangan itu harus loh. Ada istilahnya lelaki dayyuts. Ini adalah lelaki yang tidak cemburu entah itu ketika istrinya berdandan yang dapat menarik perhatian lelaki lain, atau malah bangga dengan istri yang cantik. Ini ternyata tidak diperbolehkan. Itulah mengapa, cemburulah sesuai dosis yang dianjurkan, jangan overdosis. Karena sesuatu yang berlebihan menyebabkan efek samping.

 

Sudahkah kamu cemburu hari ini? Eh..

 

One thought on “Kenapa Cemburu?

Leave a Reply